PENGERTIAN TATA NAMA KIMIA

Kamis, 04 Desember 2014

Pengertian Tata Nama Kimia

Tata nama kimia adalah serangkaian aturan penamaan senyawa-senyawa kimia yang disusun secara sistematis. Tata nama kimia yang paling terkenal dan banyak dipakai adalah yang dibuat dan dikembangkan oleh International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC).
Jauh sebelum ilmuwan menemukan tata nama, senyawa kimia masih dinamai dengan nama-nama yang unik, seperti bauksit, asam cuka, karat besi, dan lain sebagainya. Namun seiring perkembangan zaman, telah berkembang rumus kimia seperti NaCl, C12H22O11, and Co(NH3)6(ClO4)3. Namun demikian tetap harus ada sistem penamaan yang jelas untuk mengidentifikasi masing-masing senyawa. Di bawah ini terdapat tata nama senyawa biner yang perlu diketahui.

Aturan Tata Nama Senyawa Biner

Senyawa biner logam dan nonlogam

Senyawa biner logam dan nonlogam kebanyakan adalah termasuk senyawa ion (ingat bahwaikatan ion terjadi pada logam dengan nonlogam). Tata nama senyawa ion ditulis dengan menyebutkan nama ion positif diikuti dengan nama ion negatif.

NaCl

natrium klorida
(NH4)2SO4

amonium sulfat
NaHCO3

natrium bikarbonat
  1. Tata nama ion positif
  2. Ion positif monoatomik mempunyai nama sama dengan nama unsurnya.
    Na+natrium
    Zn2+zink
    Ca2+kalsium
    H+hidrogen
    K+kalium
    Sr2+stronsium
    Beberapa logam membentuk ion positif dalam lebih dari satu tingkat oksidasi. Satu metode untuk membedakan ion-ion tersebut adalah dengan memberi akhiran -i dan -at yang mewakili tingkat oksidasi rendah dan tinggi.
    Fe2+feri
    Fe3+ferat
    Cu+kupri
    Cu2+kuprat
    Ahli kimia sekarang mempunyai metode yang lebih sederhana, yakni memberi muatan ion yang ditulis dengan angka Romawi setelah nama unsur (tanpa spasi).
    Fe2+besi(II)
    Fe3+besi (III)
    Sn2+timah(II)
    Sn4+timah(IV)
    Cu+tembaga(I)
    Cu2+tembaga(II)
    Ion positif poliatomik sering menggunakan tata nama umum yang diakhiri dengan -onium.
    H3O+hidronium
    NH4+amonium
  3. Tata nama Ion Negatif
  4. Ion negatif yang terdiri dari atom tunggal dinamai dengan akhiran -ida setelah nama unsur.
    F-fluoridaO2-oksida
    Cl-kloridaS2-sulfida
    Br-bromidaN3-nitrida
    I-iodidaP3-fosfida
    H-hidridaC4-karbida
    Namun ada penamaan khusus yang tidak menggunakan kaidah di atas. Beberapa contoh adalah:

    ion -1
    HCO3-bikarbonat
    HSO4-hidrogen sulfat (bisulfat)
    CH3CO2-asetat
    ClO4-perklorat
    NO3-nitrat
    ClO3-klorat
    NO2-nitrit
    ClO2-klorit
    MnO4-permanganat
    ClO-hipoklorit
    CN-sianida
    OH-hidroksida


    ion -2

    CO32-karbonat
    O22-peroksida
    SO42-sulfat
    CrO42-kromat
    SO32-sulfit
    Cr2O72-dikromat
    S2O32-tiosulfat
    HPO42-hidrogen fosfat


    ion -3

    PO43-fosfat
    AsO43-arsenat
    BO33-borat


Senyawa biner nonlogam dan nonlogam

Senyawa biner yang terjadi antara nonlogam dan nonlogam sering disebut sebagai senyawa kovalen (terjadi karena ikatan kovalen). Tingkat oksidasi juga berperan penting dalam penamaan senyawa kovalen. Akhiran -ida ditambahkan setelah nama unsur pada tingkat oksidasi negatif.
HClhidrogen klorida
NOnitrogen oksida
BrClbromin klorida

Tingkat oksidasi positif harus ditulis terlebih dahulu, diikuti oleh tingkatkan oksidasi negatif. Jumlah atom unsur secara sederhana dapat diketahui dengan menambahkan awalan Yunani pada unsur.
1 mono-

6 heksa-
2 di-

7 hepta-
3 tri-

8 okta-
4 tetra-

9 nona-
5 penta-

10 deka-

0 komentar:

Posting Komentar

 
HADI AFANDI © 2013 | Plantilla diseñada por Ciudad Blogger